Jumat, 26 Juni 2009

rumus membaca cepat, membuat intisari bacaan, menulis surat resmi, dan kata ulang

Menemukan gagasan utama dari suatu bacaan dengan membaca cepat dan mengungkapkan serta membahasnya
Setiap orang mempunyai kecepatan dan kecerdasan yang berbeda-beda. Adakalanya mempunyai kecepatan membaca 150kpm (kata per menit). Ada juga yang 200-500 kpm. Emua itu dengan pemahaman 70%. Untuk menghitung kecepatan seseorang dalam membaca gunakan rumus dasar di bawah ini!
jumlah kata yang dibaca/jumlah detik yang dibaca x 60 = jumlah kpm
Misalnya: anda membaca 1.600 kata. Waktu yang digunakan 200 detik, maka kecepatannya
1600/200 x 60 = 8 x 60 = 480 kpm
Untuk menghitung jumlah kata dalam bacaan caranya hitunglah jumlah kata dalam lima baris. Jumlah kata dibagi lima. Hasilnya adalah rata-rata per baris. Kemudian hitunglah jumlah baris yang and abaca dan kalikan rata-rata. Misalnya:
Jumlah kata per baris rata-rata 10
Jumlah baris yang dibaca 60
Jumlah kata yang dibaca: 10 x 60 = 600 kata


Membuat intisari bacaan
Intisari bacaan disebut juga ikhtisar. Ikhtisar mempunyai persamaan dan perbedaan dengan ringkasan.
Persamaan dan perbedaan ikhtisar dengan ringkasan:
Ikhtisar
1. Penyajian singkat dari karangan asli
2. Tidak perlu mempertahankan urutan karangan asli
3. Tidak peril memberikan isi dari seluruh karangan secara proporsional
4. Langsung mengumukakan inti pokok masalah dan pemecahannya
5. Bab-bab yang kurang penting dapat diabaikan
Ringkasan
1. Penyajian singkat dari karangan asli
2. Tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarang asli
3. Memberikan isi dari seluruh karangan secara proporsional
4. Tidak langsung mengemukakan inti
5. Bab demi bab tetap dipertahankan


Menulis surat resmi: Undangan permohonan, nota dinas, pengumuman, perizinan, Edaran atau Penolakan
1. Menulis surat undangan
Hal-hal yang perlu ditulis dalam surat undangan:
a. Bila undangan resmi, maka hendaknya diberi kepala/kop surat, nomor, hal dan tanggal pembuatan
b. Jika undangan tidak resmi, cukup diberi hal dan tanggal pembuatan
c. Sebutkan siapa yang diundang
d. Salam pembuka
e. Alenia pembuka
f. Isi undangan meliputi: hari, tanggal, waktu, tempat serta acara
g. Alenia penutup
h. Salam penutup
i. Nama terang dan tanda tangan pengundang.

2. Menulis surat resmi pengumuman
Surat pengumuman yang berasal dari instansi atau organisasi berisi, antara lain:
a. Kop
b. Tanggal
c. Nomor
d. Hal
e. Sasaran
f. Isi pengumuman
g. Nama dan tanda tangan yang menulis pengumuman/penanggung jawab.


Menemukan dan mengelompokan kata berimbuhan dan kata ulang yang terdapat dalam bacaan berdasarkan makna yang sama.
Macam-macam imbuhan atau afiks:
1. Afiks prefiks : imbuhan awal/awalan
2. Afiks infiks : imbuhan tengah/sisipan
3. Afiks sufiks : imbuhan akhir/akhiran
4. Konfiks : imbuhan awal dan akhir yang sama-sama membentuk satu arti.
5. Afiks gabung : imbuhan awal dan akhir, dan tiap-tiap imbuhan masih tetap mempertahankan arti dan fungsi.
Misalkan : me-kan, memper-kan, dan lain-lain.
Arti imbuhan me-kan, di-kan, memper-kan, diper-kan:
1. Arti kausatif yaitu menyebabkan terjadinya sesuatu proses: membesarkan, meninggikan.
2. Menjadikan sebagai atau menganggap sebagai: memperhambakan, memperdudakkan.
3. Mengandung arti intensitas: mengeraskan arti yang disebut dalam kata dasarnya: memperdengarkan, memperebutkan.
Arti imbuhan memper-i atau diper-i:
1. Mengandung arti kausatif: memperbaiki.
2. Menyatakan intensitas: ada pula yang mengandung arti berulang-ulang: mempelajari.
Arti imbuhan ber-kan:
1. Memakai sebagai: berdasarkan, bersenjatakan.
2. Keringkasan dari akan: berharapkan, bermimpikan.
3. Sekedar pemanis: bersuntingkan, bertaburkan.
Arti akhiran –an:
1. Hasil, contoh: tulisan, karangan.
2.Yang biasa dikenai tindakan, misalnya: makanan = yang biasa dimakan.
3. Tempat, contoh: kuburan = tempat mengubur.
4. Alat, contoh: meteran = alat untuk mengukur.
5. Kumpulan, contoh: lautan = kumpulan laut.
6. Yang mempunyai, contoh: rambutan = yang mempunyai rambut.
Macam-macam arti kata ulang:
Arti kata ulang kata benda:
1. Menyatakan makna banyak, misalnya: meja-meja, guru-guru, negara-negara.
Guru-guru di sekolah kamu berdedikasi tinggi.
2. Menyatakan makna banyak dan bermacam-macam, misalnya: buah-buahan, sayur-sayuran.
Orang tua Handri menjual sayur-sayuran di pasar.
3. Menyatakan makna tiruan, misalnya: orang-orangan, dokter-dokteran.
Pada masa kecil saya suka main dokter-dokteran.
Arti kata ulang kata kerja:
1. Menyatakan makna bahwa pekerjaan itu dilakukan secara berulang-ulang.
Misalnya: Tamu itu mengetuk-ngetuk pintu.
2. Menyatakan makna bahwa pekerjaan itu dilakukan secara ters-menerus.
Misalnya: Anak-anak bermandi-mandi di sungai.
3. Menyatakan makna bahwa pekerjaan yang dilakukan menyangkut banyak hal.
Misalnya: Kakak kursus jahit-menjahit.
4. Menyatakan makna saling.
Misalnya: Seluruh anggota keluarga bersalam-salaman pada hari raya Idul Fitri

3 komentar: